Kamis, 09 Juni 2011

MENGAPA ??


Mengapa…?
mengapa aku harus kehilangannya untuk kedua kalinya
kini aku tak mengerti…
hatiku kini retak,remuk,dan hancur…
dulu hatiku yang slalu senang saat bersamanya
kini hilang harapan itu
dia pergi…
pergi menemui pujaan hatinya

seharusnya aku harus ikhlaskannya
tapi tak bisa,

air mataku trus mengalir,dan membasahi pipiku
sekarang,fikirku hanya bagaimana bisa menyusulnya
aku kehilangan jati diriku saat ini,karna dia…
aku hanya bisa menangis dan menagisinya,
menjerit dan rasa penyesalan yang dalam
mengapa ku tanamkan perasaan semua rasaku padanya ?
sekarang, yang didepanku hanya janji tanpa nyata

Dia pergi,Dia pergi,tinggalkanku,hanya itu ucapku
dulu waktu aku ingin wujudkan rasaku padanya
ternyata Dia sudah memiliki orang yang dicintainya…
haruskah kurusak itu ?
tak mungkin, kini semua telah pergi, tanpa kekasih hati
dan hari ini,tak terlintas difikirku, bahwa hari ini akan menjadi hari kelabu bagiku.

Kamis, 02 Juni 2011

MENGERTILAH

Bukanlah saat dimana engkau mampu memperhatikan seseorang dengan sepenuh hatimu. Juga bukan saat dimana engkau menyayangi dia sepenuh seluruh yang kau curah. Apalagi dengan memberikan segala yang kau punya, inginmu agar itu dapat membhagiakan. Sadarilah, itu hanyalah sebagian kecil dari makna terkandung dari pengartian CINTA.

Bahwasanya ketika engkau mampu benar² menjaga rasa dan perasaanya, dengan sesungguh agar engkau tak melakukan apa yang menjadikan duri dalam dada. Ketika engkau telah mampu untuk menjaga kesucian rasa yang menggelora, dan tidak mengotorinya dengan luka yang kau hujam. Inilah wujud hakikat pengertian yang akan mengabadikan CINTA dalam keabadian rasa yang terjaga.

Aku merindukanmu


aku terkoyak, terkulai.
 siksa candu merindu,sendu
jiwa seperti terkuliti perihnya berasa

padahal…
hati telah kusam
lama tak terjamah,
bahkan kukira sudah mati

bagaimana kubisa memaksa melupa
sebab rasa kutekan, semakin kuat justru menjerat
aku merindukanmu..

Risalah Jiwa yang Gundah


Cahaya itu tak lagi bersinar terangi relung hati
Meredup dalam kelemahan lalu terpadam dalam kekosongan
Senyum itu kian pergi bersama hari – hari yang terus mati
Menghilang bagai senja yang mengatup memeluk awan
Dan percikan air mata ini seakan memecah butir – butir embun pagi …..
Memebasahi celah – celah sanubari yang membelah kesedihan
Disini aku semakin terluka oleh dia yang memberiku CINTA
Disini aku harus kembali terdiam karena kepedihan yang kurasa
Disini aku terus mengenang keindahan yang sirna dan telah tiada
Hampa semakin merona mempesona
Berjalin berkeliling menggenggam duka cita
Luka terus menyebar melumpuhkan jiwa
Lalu mengendap menelusup bersama asa yang tak tersisa
Dan tutur kata bahasa Cinta tak lagi bermakna
Terbenam dalam lentera malam yang tak bersuara